Self Driving

Self Driving

2021/12/01
book-summary
books, leadership, Rhenald Kasali

Buku ini ditulis oleh Bapak Rhenald Kasali, Ph,D., Beliau adalah seorang guru besar FEUI, Praktisi Management dan Penulis Buku. Ditulis pada

Kata Pengantar

Dunia usaha menghendaki manusia-manusia berkarakter driver yang berkompetensi, namun juga cekatan, gesit, berinisiatif dan kreatif. Masalahnya tanpa disadari kampus-kampus saat ini malah membentuk manusia-manusia menjadi passenger. Kaum mudanya cenderung pandai namun outputnya adalah manusia-manusia penumpang. Yang dimana fokus mereka hanyalah text book atau memindahkan pengetahuan dari buku ke kertas ujian. Jadi pintar itu adalah pintar kertas dan sarjananya sangat mungkin menjadi sarjana kertas.

Berbeda dengan para TKI diluar negri (Hongkong, Jepang, Taiwan), mereke mungkin tidak bersekolah tinggi, tapi mereka dipaksa lingkungan untuk berpikir kritis menghadapi dunia baru yang sangat menuntut. Mereka melatih kegesitan, belajar dari kehidupan.

Dengan tuntuntan dan tantangan seperti itu akan mengasilkan manusia-manusia driver,tak ada waktu bagi mereka untuk diam. Seperti ucapan Syekh Mohammand Al-Mahtum yang membuat dasar-dasar perubahan di Dubai, dia berkata.

Kita ini seperti rusa di padang sabana yang dikelilingi harimau yang siap memangsa. Kalau tidak bisa lari lebih kencang, maka kita akan menjadi mangsa mereka.

Intinya adalah tentang mengubah mentalitas dan ini bukan lah perubahan yang mudah.

Pertanyaannya,

  • Bagaimana cara melatihnya?
  • Sudah tepatkan cara-cara yang dilakukan oleh pusat pelatihan? (sekolah, universitas)
  • Apakah dengan memberikan ilmu berupa pengatahuan manajerial mereka otomatis akan mendapatkan kompetensi?

Orang jujur itu mujur. Tetapi jujur dan disiplin seperti sekeping koin dengan dua sisi, saling melengkapi. Karena kejujuran harus menjadi komitmen dan komitment dibentuk oleh Self Discipline. Inilah modeal dasar Self Driver

  • Iwan Setiawan, CEO PT Rintis Sejahtera

01: Ini Soal Mandataris Kehidupan

Kita semua adalah pemeang mandat kehidupan. Sewaktu dilahirkan, Tuhan hanya bersabda, “Inilah hidupmu” setelah itu jelajahi sendiri. Karena suratnya dipegang orangtua lebih dulu, mereka ditugasi untuk memelihara dengan penuh kesungguhan. Setelah itu, suratnya pun dikembalikan dan pemegangnya bisa memilih untuk menjelajahi kehidupan itu engan penuh tantangan atau diam saja sebagai penumpang.

Menjelajahi kehidupan berarti bertarung menghadapi tantangan dan perubahan, seperti seorang pengendara yang tak bebas dari resiko. Kadang ia tergores, berbenturan dengan kendaraan lain. Dan kalau kecelakaan dialah yang diadili, bukan penumpangnya. Sebaliknya, untuk menjadi penumpang, Lo boleh mengantuk, tertidur, terdiam, tak perlu tahu arah jalan, bahkan tak perlu merawat kendaan sama sekali.

Ada yang menggunakan surat mandat itu untuk tumbuh dan berkarya ada juga yang cuma menyimpan surat itu didalam sakunya sebagai dokumen pribadi. Kedua duanya sama-sama mempunyai mandat, tapi keberadaannya berbeda. Dan tentu saja hidupnya berbeda. Sebagian orang bilang nasib dan yang lain bilang ini adalah pergulatan hidup yang diawali dengan ada atau tidaknya kesadaran mandataris itu sendiri.

Sesuatu yang ada pada diri lo, ya itulah kendaraan lo. Ia menjelma menjadi kekuatan mencipta, berkarya, berprestasi dan berkreasi. Kita menyebutnya sebagai gabungan antara kompetensi (apa yang lo bisa), kecekatan dan perilaku.

Kalo lo kuliah atau sertifikasi dan merasa dengan label-label itu akan membuat lo sukses, lo salah. Jangan jual label-label itu, tapi jualah apa yang lo bisa lakuin. Tahu bukan berarti bisa.

Jadilah driver, Driver adalah sebuah sikap hidup yang membedakan dirinya dari passenger. Lo tinggal memilih, ingin duduk manis, menjadi penumpang dibelakang atau mengambl resiko sebagai driver di depan?

Ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu,

  • Men-drive diri sendiri
  • Men-drive orang lain
  • Men-drive bangsa

Kalau lo tidak bisa men-drive diri lo sendiri, bagaimana lo bisa men-drive orang lain? dan berarti gak ada kepemimpinan dari diri lo.

Seorang driver bisa hidup dimana pun mereka berada dan selalu menumbuhkan harapan. Mereka selalu mengajak orang untuk terus berkembang selalu melakukan pembaharuan. Mereka berinisiatif memulai perubahan tanpa ada yang memerintahkan, namun tetap rendah hati dan kaya empati. Seorang driver harus seimbang antara logic (rasionalitas, hitung-hitungan, analisis dan targetnya) dengan hatinya (empati). Mereka adalah orang tau arah dan resiko yang akan dihadapi. Sedangkan passanger adalah orang orang yang terbelenggu dengan fix mindset.

Kesadaran yang dibentuk oleh pengalaman dan pendidikan itulah maksud dari driver mentality. Pendidikan diperlukan untuk memperbaiki cara berpikir dan cara menjalani hidup yang menantang. Belajar artinya berpikir. Kalo lo ambil pendidikan cuma buat menghapal, ya lo rugi sih. IPK lo gak akan ada artinya kalo lo gak bisa berpikir dan cuma manfaatin hapalan aja.

Berpikir juga gak ada batas waktunya, gak pernah berhenti cuma karena lo udah dapet ijasah. Bagaimana lo bisa berpikir kalo lo gak berani ambil resiko? Menjadi driver sama dengan mengekspos diri lo terhadap resiko. Tapi resiko itu hanya akan jadi masalah kalo lo ugal-ugalan.

Ketika lo udah takut buat melakukan “kesalahan” kecil, lo akan masuk kedalam mentalitas penumpang. Orang-orang yang gak pernah melakukan kesalahan sesungguhnya adalah orang yang gak berbuat apa-apa.

Tapi bisa gak sih, orang yang gak berpendidikan tinggi, punya mental driver? Tentu bisa, tapi seorang driver tidak cukup hanya bermodalkan tekad dan semangat, lo butuh referensi dari pengetahuan akademis dan belajar dari orang lain. Intinya cara berpikir yang tepat adalah modal penting.

Persoalan perubahan yang dihadapi manusia bukanlah mengadopsi hal-hal baru, melainkan sulitnya membuang kebiasaan lama. - Albert Einstein.

02: Manusia Berpikir

Mengambil kutipan dari George Bernarr Shaw,

Hanya 2 persen dari orang orang berpikir, 2 persen berpikir kalo dia berpikir dan 95 persen memilih mati dari pada berpikir.

Apa yang terjadi dengan 95 persen itu? Mereka terperangkapdalam mentalitas penumpang yang memilih menunggu ketimbang berinisiatif, gak merasa perlu mengeksplorasi jalan-jalan baru sehingga hanya tau jalan yang itu-itu saja, gak merasa perlu merawat kendaraan hidupnya, sehinga boleh mengantuk bahkan tertidur selama perjalanan karirnya yang mudah itu. Maksudnya autopilot.

Dari sejumlah orang yang menekuni profesi tertentu. Hanya kurang dari 2% yang benar-benar serius dan mengembangkan dirinya. Yang lain terperangkap dalam mentalitas penumpang yang memilih untuk menunggu.

Setiap manusia memiliki kendaraannya sediri. Pandangilah diri lo di cermin. Jangan lihat sepotong-sepotong namun lihatlah seluruh tubuh lo dari ujung rambut hingga ujung jari. Ya, itulah kendaraan lo. Dialah teman setia yang menemani diri lo kemanapun lo pergi. Dialah yang mengantarkan mimpi-mimpi lo sampai ketujuan.

Setiap orang memiliki kendaraan yang kita sebut dengan diri. Dan dalam diri itu terdapat mentalitas atau jowa pembawa diri itu. Maka itulah kita bisa membedaka kedalamdua kategori mental: mentalitas penumpang dan mentalitas pengemudi.

Menjadi pengemudi bukanlah sekedar menyetir dan memiliki surat izin. Banyak manajer memegang legalitas untuk memimpin tetapi tak banyak berbuat dalam posisinya itu. Jabatan tinggi tapi belum tentu bisa disebut sebagai driver.

Akibat yang terjadi jika bermental penumpang.

  1. Kurang kemandirian, cepat menyerah
  2. Dikendalikan oleh kehidupan “rutin” menjadi autopilot
  3. Mudah mengeluh dan bersungut-sungut sepanjang hidup
  4. Tidak tahu alternatif jalan keluar
  5. Mudah frustasi ketika suatu keadaan berubah tiba-tiba
  6. Kurang berhasil dalam karir dan usaha
  7. Menjadi boros meski tujuannya berhemat.

Prinsip seorang diver adalah inisiatif, melayani, navigasi dan tanggung jawab. Ia harus tau arah jalan dan cara memperbaiki serta merawat kendaraan. Sadar bahwa sesuatu hanya akan menjadi lebih baik bila lo sendiri yang mengubahnya. Lo adalah penentu masa depan, baik masa depan diri sendiri, keluarga maupun perusahaan tempat lo berada. Dan lo juga penentu nasib bangsa.

Kuncinya adalah berpikir, keluar dari sangkar emas.

Mentalitas penumpang ditandai dengan:

  • Sudah puas dengan keadaan sekarang
  • Tidak menyukai tantangan baru
  • Menyerahkan masalah kepada atasa atau orang lain
  • Takut menghadapi masalah
  • Menunggu perintah dan menjawab dengan kata “siap”
  • Sangat mencintai jawaban atau kekuasannya
  • Dikendalikan oleh autopilot
  • Terlalu membanggangkan apa yang telah dicapai
  • Menyandera organisasi sebagai alat untuk “menumpang hidup”

Mentalitas driver ditandai dengan:

  • Sangat tidak puas dengan keadaan sekarang
  • Menyukai tantangan-tantangan baru, mengeksplorasi peluang-peluang baru
  • Memecahkan masalah bersama, menginspirasi orang lain.
  • Berkerja dengan hati, mencintai semama, menjaga hubungan baik, memiliki kepedulian.
  • Memimpin dengan pertanyaan, memperbaiki cara berpikir penumpang-penumpangnya.
  • Memberikan arah jalan yang jelas, merangkul orang-orang yang berbeda paham dengannya
  • Berani melakukan kesalahan-kesalahan kecil dan mengambil resiko terukur.
  • Sangat mencintai perubahan, namun rendah hati dan penuh empati
  • Dikendalikan oleh creative thinking
  • Selalu belajar tentang hal-hal baru
  • Membebaskan para sandera dari penumpang yang membajak organisasi

Untuk menjadi seorang driver, maka diri lo sendiri yang menentukannya. Lo sendiri yang mentukan mau terperangkap sebagai penumpang atau keluar sebagai pemimpin

Seorang driver melakukan investasi diri seperti layaknya seorang pengusaha.

  • Dispilin diri
  • Menghadapi resiko
  • Bermain untuk menang
  • Kekuatan berpikir simple
  • 2C critical & creative thinking
  • Mindset yang tumbuh

Seorang driver tidak akan tumbuh hanya dengan kekuatan dari dirinya sendiri, tapi juga tumbuh dengan kekuatan orang lain. Bantulah orang lain agar mereka juga berhasil.

Seorang driver bertugas membawa penumpang ke tempat tujuannya agar mampu meneruskan perjalanan berikutnya. Sedangkan seorang passanger tidak memperdulikan orang orang disekitarnya.

Seorang driver mengambangkan orang lain dengan berbagai pendekatan:

  • Goal setting dan mengambil keputusan
  • Memimpin dengan hatinya
  • Kekuatan memberi
  • Leadership 360 ke atas keawah dan kesamping

Kalo lo udah berhasi drive diri lo, drive orang lain, maka yang ketiga adalah drive organisasi lo. Seorang driver tidak membarkan organisasinya tidak tumbuh. Lo perlu memperbarui organisasi atau perusahaan lo menjadi perushaan yang tumbuh.

Untuk men-drive orgnisasi, seorang driver memerlukan.

  • Berpikir strategis
  • Berbagai teori klasik, konsep-konsep dasar dan pandangan baru.
  • Pemahaman tentang competitiveness dan klaster yang didukung oleh pentingnya complementarity.
  • Berpkir perubahan dan adaptif
  • Berkerja dengan tata nilai dan etika
  • Agility

03: Mengapa Kaum Muda Memilih Universitas

Sebagian orang menganggap perkembangan data orang yang masuk universitas makin banyak adalah sesuatu yang mengembirakan. Benarkah ini kabar gembira? Belum tentu, kenapa? karena banyak sekali sarjana pengangguran yang tidak siap dengan dunia kerja. Para orang tua mengirim anaknya ke universitas agar menjadi sarjana dan mereka berpikir dengan menjadi sarjana anak-anak itu otomatis telah berpikir. Pada kenyataannya mereka hanya mendapat selembar ijasah dan tetap sulit berkerja.

Mengapa para sarjana sulit memperoleh pekerjaan? Karena semasa menjalani pendidikan mereka tidak berpikir, hanya menghafal. Padahal yang dibutuhkan adalah keterampilan dalam memindahkan pikiran kedalam tindakan nyata. Tindakan hanya bisa didapat melalui latihan yang nantinya tersimpan di mucle memory (myelin). Sedangkan pengetahuan disimpan di brain memory, brain memory baru bisa berkembang jika manusia melatihnya. Dan celakanya, mereka tidak mendapatkan ini dibangu kuliah.

Apakah ada perusahaan tanpa driver? Bisa saja ada, dan gejalanya seperti ini:

Pertama, Mereka tidak berani mengambil keputusan. Selalu ragu ragu dalam bertindak dan menunggu approval orang lain. Padalah orang itu sudah berada dipuncak jabatan.

Kedua, Mereka selalu membutuhkan data. Data diambil berulang ulang, tapi tidak ada rasa percaya diri sehingga organisasi lo berkerja mengumpulkan data terus menerus.

Ketiga, Waktu berkerja dihabiskan oleh meeting. Waktunya gak jelas. Dan ketika selesai rapat tidak ada keputusan atau masih bingung.

Keempat, Keputusan justru diambil oleh bawahan menjelang akhir, dan bawahan menjadi kurang bersemangat bahkan ragu ragu karena atasannya tidak memberi gambaran strategis dan menyatukan tindakan para bawahan yang bergerak sendiri sendiri

Kelima, Perusahaan tidak mengalami kemajuan. Tetapi atasan berada di dalam jabatannya dalam tempowaktu yang panjang. Jabatan aman, tapi satu persatu lampu di tempat lo berkerja mulai redup dan tidak ada gantinya.

Keenam, Banyak masalah tapi tidak ada terobosan. Semua mencara aman. Progam sudah dibuat, tapi kegiatannya hanya rutin. Karena semuanya bersifat formalitas sehingga tidak ada terobosan.

Kondisi seperti ini membutuhkan “tentara pembebasan”. Siapa dia? dialah yang disebut driver. Dia adalah seorang yang berpikir, membuat langkah kreatif juga kritis terhadap informasi dan fakta.

Bagaimana cara menjadi driver yang menyenangkan dan penumpangnya bisa enjoy. Lengkapi dan latih mereka agar menjadi jadi driver selanjutnya.

04: Dua Jenis Penumpang: Bad And Good Passangers

Ada dua jenis penumpang, penumpang yang baik dan penumpang yang buruk.

Penulis melakukan action research bersama sejumlah psikolog yang biasa menangani karyawan bermasalah. Orang-orang bermasalah ini biasanya menyakitkan bagi orang-orang disekitarnya, termasuk bagi atasan-atasannya. Kepimimpinannya buruk, prestasi rendah, kurang disukai rekan-rekan kerja, tetapi gak mau mengundurkan diri. Ditambah lagi, perusahaa tempat mereka berkerja enggan mengambil tindakan apa-apa.

Ini adalah gejala-gejala dari penumpang yang buruk.

  • gemar menyalahkan orang lain
  • menjadi sangat agresif
  • mudah jengkel
  • cepat dan sering mengeluh
  • hidup tak terarah
  • terlalu cepat menyerah
  • pesimistis
  • mudah menghasut orang lain untuk menjegal orang-orang baik
  • punya kecenderungan membalas dendam
  • menarik diri
  • hidup penuh kebencian
  • tak ada passion

Perusahaan atau organisasi yang sehat perlu dukungan dari pegawai-pegawainya. Namum, kalau pasukan yang dipimpinnya sudah berubah menjadi kumpulan orang-orang yang “sakit hati” dan punya banyak kepentingan dan luka batin maka bisa jadi bukan perubahan positif yang didapat, melainkan bumerang.

Bagaimana mengubah dari penumpang yang buruk menjadi penumpang baik? Ya, segera berubah.

Berubah artinya selalu dimulai dengan menerima realitas, berdamai dengan diri sendiri, menerima suma dengan lapang dada, introspeksi diri. Masalahnya hanya satu, Lo mau apa engga untuk berubah? Mustahil kita mendapatkan hasil yang berbeda dari tindakan yang sama berulang-ulang.

05: Dua Jenis Pengemudi: Bad And Good Drivers

Dua jenis pengemudi: yang baik dan yang buruk.

Jika mengambil perumpanaan sopir, Bad driver sama seperti sopir ugal-ugalan. Ingatlah, the first class car membutuhkan the first class driver. Pada setiap diri yang memiliki inteligensi yang tinggi, dibutuhkan pengemudi berkualitas tinggi pula. Orang-orang yang terlatih akan tahu menempatkan diri, kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan. Ia harus tahu pakan harus bergera maju dan kapan harus mundur.

Mungkin lo banyak menemukan orang-orang hebat yang tidak berada ditempat yang tepat. Ia adalah good driver, tetapi ia dikelilingi oleh teman-teman yang buruk, yang asal bicara, asal bertindak. Mereka bergerak cepat, berinisiatif tinggi, tetapi selalu menumbulkan masalah. Kata-katanya tidak dipikirkan sebelum diucapkan, niatnya belum tentu tulus.

Orang-orang yang kita sebut sebagai bad drivers akan lebih banyak mengambil energi kita, Mengaak kita menngunakan tenaga untuk melakukan keributan-keributan ketimbang langkah langkah yang tepat. Akibatnya, reputasi kita perlahan0lahan tergerus, semakin terpuruk, semakin tidak dipercaya.

Bad drivers adalah kumpulan orang-orang yang sakit hati, agresif, mudah tersulut kebencian, tak menentukan arah tindakannya, lebih mencari pembenaran ketimbang kebenaran dan senang membuat alasan-alasan untuk menutupi kekalahan atau kesalah-kesalahannya.

Sopir ugal-ugalan ini akan membuat penumpang-penumpang baik belajar cara mengemudi kehidupan yang buruk. Mereka akan menjadi orang yang mencari pembenaran dan senang memancing keributan. Mereka hanya dapat dilibatkan kembali setelah lulus dari proses terapi diri,sebuah proses yang harus dimulai kembali. Atau melakukan self healing yang datang dari dalam diri sendiri.

Lalu siapakah yang bisa disebut dengan good drivers?

Good diver adalah seorang inisiator, tokoh perubahan dan mampu menjadi role model bagi banyak orang.

Lalu bagaimana cara menjadi good driver? Bisa dengan latihan assertiveness /seni bertutur kata, menampilkan gerak-isyarat yang menunjukan ketegasan namun tetap bersahabat. Lo dilatih untuk berbicara secara terbuka, menyampaikan unek-unek dan hak lo. Namun dengan seni yang tinggi lo bisa sampaikan tanpa merendahkan diri lo atau orang lain. Malah mereka dapat menerima dengan hormat karena lo menegurnya dengan cara halus, santun dan tidak menyakiti perasaannya.

Ini bukan sekedar bahasa melaikan perasaan dan kedewasaan, kepercayaan diri, dan gesture. Melalui latihan itu lo dibangkitkan kesadaran diri (self awarenes). Kemampuan bernegosiasi, mencaca isyarat, mengurangi agresivitas memperbaiki tone dan komunikasi.

Latihan selanjutnya adalah berfikir dalam kotak baru.

Befikir out of the box adalah latihan awal seorang passenger untuk menjadi seorang driver. Ia harus memiliki kemampuan mencoba jalan jalan baru, keluar dari jalur-jalur utama, mengambil resiko tersesat tanpa harus melanggar hukum. Maka, ia pun mengenal peta besar, biasa melihat dari luar maupun dari dalam.

Lalu apa itu berfikir dalam kotak baru?

Konsep ini diperkenalkan loleh Luc De Brabandere dan alan Iny pada tahun 2013. Ini disebabkan oleh banyak hal yang telah ditemukan oleh manusia, sehingga ruang bagi lo untuk menemukan sesuatu yang bener-benar baru sangat terbatas. Jadi yang dibutuhkan adalah cara baru dalam memandang segala hal yang sudah exist itu. Misalnya, Coba lo membayangkan seakan-akan perusahaan atau pemerintahan yang lo pimpim telah benar-benar lenyap. Mulailah dari awal.

Berpikir dengan cara-cara baru itu akan memudahkan seseorang berubah dari passanger menjadi driver. Pandanglah dengan segala potensinya dengan cara-carabaru.

Saya kasihan melihat anak-anak kita yang sesungguhnya bisa menjadi lebih hebat, tetapi kirang dipercaya orangtua. Berikan kepercayaan, tantangan dan dukungan, maka mereka dapat menjadi lebih hebat lagi. Jangan kekang, hambat atau jadikan mereka passanger. Trihatma Kusuma Haliman - Fouunder Podomoro University

06: Self Dicipline

07: Ambilah Resiko

08: Play to Win

09: The Power Of Simplicity

10: Creative Thinking

11: Critical Thinking

12: Growth Mindset

13: Epilog

Pembentukan mental dan karakter semasa muda itu sangat menentukan. Pembentukan mental itu mencangkup ketrampilan-keterampilan hidup dasar yang membentuk fondasi kepemimpinan seseorang, sekaligus fondasi ekonomi satu bangsa. Mentalitas passenger pada dasarnya terbentuk karena kurang terlatihnya lif skills seseorang sehingga individu itummenjadi tidak cekatan dan terbelenggy. Executive function dan self regulationnya tidak jalan. Terdapat indikasi kuat anak-anak muda sangat tidakfokus dalam berkerja. Pikirannya bercabang-cabang, lambat laun mereka akan sangat mengandalkan corporate branding sehingga inisiatif mereka untuk mendatangi dan melaynikurang kuat. Umumnya punya ilmu, tetapi maaf “malas” menggunakan ilmu-ilmu yang mereka miliki untuk berpikir, menalisis, mencari penyebab dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

Kalau tidak kita bentuk, maka mereka akan lebih banyak mengeluh karena semakin hari semakin terlihat tidak berkarya, lalu terancam berbagai sanksi. Mulailah mereka merasa diperlakukan kurang adil karena gaji teman-temannya yang lebih muda naik lebih cepat, posisi para driver melonjak tinggi sementara mereka tetap dibawah. Menjadi compainer dan terlihat kumuh, kurang mampu membeli kesejahteraan dan kebahagiaan.

Setiap passenger bisa memlih, menjadi bad atau good atau sekalian menjadi bad driver. Dan perusahaan ayau institusi pun punya piliham" memasukan mereka ke dalam lemari es atau melakukan transformasi.

Kaum muda perlu dilatih tiga hal:

  • working memory (kemampuan menata informasi)
  • inhibitory control (tahu dan tidak melakukan apa yang tidak boleh diucapkan /dilakukan) /pengendalian diri
  • cognitive flexiibility (kemampuan beradaptasi)

Ketiga hal itulah yang akan membentuk generasi emas yang bertanggung jawab dan produktif. Mereka sedari dini perlu dibentuk untuk berkerja secara efektif, fokus, tahu dan berkerja dengan aturan, sikap positif terhadap oranglain, mengatasi ketidaknyamanan dan permintaan yang beragam, serta cara mengelola infirmasi yang datang bertubi tubi.

Memberikan tantangan pada kamumuda atau pegawai itu penting. Bahkan, lebih pending dari sekadar pujian. Tantangan yang dibasakan akan melatih working memory, fokus, dan cognitive flexibilitu seseorang. Dan ini sangat menentukan kualias seseorang untuk menjadi driver atau passenger.

Hidup yang indah adalah hidup yang bermanfaat, bermatabat dan tumbuh.

Jika anda ingin menaklukan rasa takut, jangan berpangku tangan didalam rumah dan diam didepannya. Pergilah keluar, temui banyak orang dan buatlah diri anda sibuk.

  • Dale carnegie

comments powered by Disqus